Bilingual vs stress

Trend sekolah dengan embel-embel bilingual menjadi pilihan utama setiap orang tua yang memimpikan anak cerdas di sekolah dan mendapat pengakuan bahasa inggris yang lancar seperti air mengalir. Tidak sedikit sekolah SMP dan ataupun SMA sekarang membaca trend ini dan "menyulap" salah satu sekolahnya menjadi sekolah yang menyediakan kelas khusus dan kurikulum khusus ala bilingual. Dalam waktu sekejap, ijin sudah di tangan.. dan sim salabim.. Waalaa terbentuk lah 3-4 kelas bilingual. Memang tidak banyak.. agar terlihat eksklusif. Proses penerimaan berjalan sempurna. Anak didik di test dengan berbagai macam kemampuan dasar ilmu eksak, seperti matematika, ipa. Di hari yang berbeda mereka di tes dengan tes fisik, psikotes dan tes wawancara dalam bahasa inggris. Kemudian masuk pada masa belajar. Sejatinya, kelas bilingual adalah kelas yang secara murni menggunakan bahasa inggris sebagai pengantar. Oleh sebab itu anak murid maupun orang tua sudah membayangkan betapa hebatnya murid- murid bilingual ini. Mereka akan menjadi murid-murid yang eksklusif (karena bayaran yang juga tida sedikit perbulannya .. berkisar Rp 600.000,-). Murid-murid sudah membayangkan tingkat presure yang tinggi degan dua bahasa yang akan mereka gunakan nantinya. Setelah beberapa bulan kelas berjalan. Ternyata banyak yang mengeluh stress timngkat tinggi.. Ini bukan karena pelajaran atau presure tinggi yang di sebabkan oleh bilingual itu sendiri, tapi justru karena faktor-faktor lain yang ada di luar itu. Seperti contohnya kemarin ada teman guru (pelajaran sejarah) yang mengeluh, dia bilang : "wah mengajar di kelas bilingual ini payah, saya kira murid-muridnya pintar bahasa inggris semua. tapi ketika saya mengajar tidak ada yang mengerti apa yang saya ucapakan." Dari cerita ini apa yang bisa anda analisa? Murid bilingual.. tidak mengerti bahasa inggris?? hmm mungkin kah? bisa jadi.. jika pronounciation pengucapan guru tidak bermakna. Bahkan ada pula sekolah yang guru tetap menggunakan bahasa indonesia 100% d dalam kelas. Namun hanya di tambahkan 1 hari tambahan .. " a day with native ". Ada pula guru yang sama sekali tidak memiliki vocab bahasa inggris yang memadai. dan ini kenyataan !! Boleh percaya boleh tidak.. ada seorang guru bahasa inggris yang menyudutkan seorang muridnya hanya karena dia tidak mengerti arti fireworks. Amazing bukan !! ........ masih punya contoh - contoh lain ?? ...... Tidak sedikit murid saya yang menjadi murid bilingual. Ketika mereka masuk ke kelas saya dengan membawa setumpuk buku bawaannya, wah kasihan juga saya. Bukunya tebal-tebal.. yang ini lah resiko anak bilingulal pikir saya ... "Mi, bukunya tebel banget.. Gini ya resiko jadi anak biling?" tanya saya isengg "iya nih miss... " jawab dia sambil terus menelusuri rumus demi rumus di halaman sebelah kiri.. Hmmm saya curiga kenapa hanya halaman sebelah kiri yang dia lihat .. OooO ternyata buku ini di bagi menjadi dua bagian. Kiri untuk bahasa indonesia dan Kanan untuk bahasa inggris. Hehehe ... lucu.. bilingual banget buku ini saya pikir.. "Wah mi, buku mu ini bilingual banget ya... menjiwai banget bilingnya... kkk" kata saya sambil senyum-senyum.. "Eh miss... anak reguler (kelas biasa) bukunya juga sama kok " jawab dia. Saya spontan bengong !! Speechless Wah seru bukunya sama. Kelas reguler = kelas bilingual. Kelas bilingual = kelas reguler. hmm .. dimana letak eksklsifnya ini kelas ya?? ada 1 alasan paling dasyat dari anak anak kelas bilingual yang saya kenal, yang membuat tingkat stress mereka mencapai pucaknya ... dan ini rata - rata asalannya : " gurunya kalo ngomong gak jelas,, bahasa inggrisnya kumur-kumur di dalam akuarium, neranginnya cuma sektoral (buat dirinya sendiri.red), ulangannya kejar tayang" wah wah wah .. alasan dasyat sakti mandra guna.. kalau sudah begini. guru bimbel mana yang tidak luluh hatinya ..... ((( tulisan ini hanya semata untuk berbagi .. dan untuk saling mengoreksi.. ((( jika ada tambahan pengalaman dengan bilingual. mari di posting dan .. ((( mari saling belajar .... )))